Alasan 4 Orang Masuk Lapangan Final Piala Dunia 2018, di Menit 52


dbasia news - Publik sempat terkejut lantaran empat orang tak dikenal tiba-tiba masuk ke dalam lapangan pada menit ke-52 saat pertandingan final antara timnas Prancis dan timnas Kroasia, Minggu (15/7/2018).

Dilansir dari BolaSport, terdapat tiga orang perempuan dan satu orang laki-laki memasuki lapangan dengan menyamar mengenakan seragam kepolisian Rusia berwarna hitam putih lengkap dengan topi hitam.

Orang tak dikenal tersebut memiliki julukan "pitch invader" atau orang yang lari menyusup ke lapangan dalam pertandingan olahraga.

Mereka berlarian ke segala arah dari sisi gawang kiper Prancis, Hugo Lloris.

Para petugas lapangan atau keamanan lapangan membutuhkan waktu cukup lama untuk menarik para pitch invaders dari lapangan. Bahkan laga sempat terhenti.

Baca: Kylian Mbappe Donasikan 8 Miliar, Bonus Piala Dunia 2018

Pemain belakang timnas Kroasia, Dejan Lovren, turut membantu petugas lapangan untuk menangkap mereka.

Berbeda halnya dengan Lovren, Mbappe justru tampak melakukan high five dengan seorang pitch invader berjenis kelamin perempuan.

Atas insiden tersebut pihak keamanan langsung memperketat penjagaan untuk mengawasi tribune penonton.

Jarak para steward yang pekerjaannya adalah memerhatikan tribune dari sisi lapangan bermain tersebut tampak tak lebih dari satu rentang tangan orang dewasa.


Hal ini sangat berbeda sekali dengan sebelum kejadian tersebut ketika ada jarak sekitar 4-5 meter per steward yang berjaga.

Dilansir dari The Sun, setelah insiden masuk ke lapangan pertandingan, grup band punk asal Rusia, Pussy Riot, mengeluarkan rilis pertanggungjawaban atas masuknya empat penyusup tersebut.

Pussy Riot merupakan band feminis beraliran punk rock yang berbasis di Moskwa.

Didirikan pada Agustus 2011, kelompok tersebut beranggotakan 11 orang wanita yang berusia antara 20-33 tahun.

Pussy Riot melakukan sejumlah aksi kontroversial. Lagu yang mereka hasilkan selalu berkisah soal feminisme, hak-hak LGBT, maupun sikap oposisi mereka atas Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dalam rilis yang disampaikan di Twitter, Pussy Riot memberikan enam poin keinginan mereka melalui aksi penyusupan di laga final:

1. Bebaskan semua tahanan politik.

2. Berhenti penjarakan orang demi propaganda media sosial.

3. Hentikan penangkapan ilegal selama aksi demonstrasi berlangsung.

4. Perbolehkan segala bentuk kompetisi politik.

5. Hentikan menciptakan kasus kriminal palsu, dan memenjarakan orang tanpa alasan.

6. Ubah Polisi Buruk menjadi Polisi Baik.

Dbasia - Website Taruhan Judi Bola Online Sbobet Terpercaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tato Bola di Bokong Istri Pemain Krosia, Menjadi Sorotan

Oknum Suporter Sriwijaya FC Merusak Stadion Gelora Jakabaring Palembang

Kabar Buruk Inter Milan, Radja Nainggolan Mengalami Cidera